Saya akan mengkritik cerpen yang berjudul Suatu Hari di
Bulan Desember. Cerpen ini menampilkan tokoh seorang perempuan yang bernama
Marsiyam. Marsiyam adalah istri seorang guru yang sudah menikah selama 3 tahun
tetapi belum dikaruniai seorang anak. Terbukti pada paragraf “ Marsiyam dikenai
hukuman dua tahun penjara sebab dituduh telah menganiaya suaminya, seorang
lelaki yang bekerja sebagai guru” . Pada cerita ini tokoh Marsiyam adalah
seorang istri yang sangat sabar, dia juga seorang wanita yang sangat cantik. Terbukti
pada kutipan kalimat berikut “ sampai pada suatu sore ketika ia sedang memasak
untuk makan malam, ketika suaminya mendekatinya dan mendesakkan
pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan, yang menuduhnya telah berselingkuh
dengan seorang pemuda pengangguran yang suka membantu keluarga itu membetulkan
atap bocor atau kabel listrik yang korslet. Anak muda itu memang lumayan
tampangnya, dan sering berada di rumahnya ketika guru itu sedang mengajar.
Marsiyam meladeni rentetan pertanyaan suaminya dengan sabar” pada kutipan
tersebut juga terlihat bahwa sifat tokoh si suami itu orang yang pemarah dan
tidak percaya sama istrinya dan hanya bisa menyalahkan tanpa mencari bukti
terlebih dahulu. Mungkin karena istrinya adalah seorang yang cantik jadi dia
merasa cemburu. Pada kutipan diatas juga secara tidak langsung penulis
memperlihatkan latar pada cerita pendek tersebut yaitu di dapur. Karena terdapat
kalimat “ sampai pada suatu sore ketika ia sedang memasak”
Tetapi sekarang marsiyam harus hidup di dalam penjara,
karena ia dilaporkan oleh suaminya sendiri atas laporan penganiayaan. Dibuktikan
pada kalimat “ Marsiyam dikenai hukuman dua tahun penjara sebab dituduh telah
menganiaya suaminya, seorang laki-laki yang bekerja sebagai guru”. Penulis
secara nyata menuliskan latar pada cerita tersebut yaitu penjara terbukti pada
awal paragraf “ Tentu saja penjara bukanlah tempat yang diidam-idamkannya”.
Meskipum begitu ternyata tidak butuh waktu lama bagi
Marsiyam untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat di dalam penjara. Dia diterima
dengan baik oleh orang-orang didalam penjara sana. Bahkan banyak yang
menyukainya. Penulis memperkuat penokohan Marsiyam dengan menghadirkan
tokoh-tokoh lain seperti ibu muda yang yang menganiaya madunya, tukang copet,
seorang dokter yang kerja sambilannya menjual narkoba, dan ratusan perempuan
lainnya. Dengan adanya tokoh-tokoh tersebut penulis bertujuan menguatkan sifat
penokohan si Marsiyam.
Di
dalam penjara Marsiyam mempunyai banyak teman, semuanya menerima Marsiyam
dengan baik. Marsiyam juga tidak mengetahui apa alasan mereka bisa menerimanya.
Mungkin karena Marsiyam terlihat bahwa dia adalah seorang perempuan baik-baik.
Mereka pun tidak percaya kalau seoran Marsiyam dapat menganiaya suaminya, bagi
mereka itu hal yang sangat tidak mungkin. Meskipun sudah sangat akrab teman-teman
Marsiyam di penjara suka memanggil Marsiyam dengan nama-nama yang mereka
ciptakan sendiri. Karena menurut mereka nama Marsiyam susah diingat.
Sampai
pada malam itu, Marsiyam melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. Tak
ada seorangpun yang mengira kalau Marsiyam selama ini mengandung, karena dia
tidak pernah nyidam ataupun muntah-muntah. Bahkan perutnya pun terlihat sangat
rata, tidak seperti orang hamil. Dia melahirkan di dalam penjara dengan di bantu
temannya yang seorang dokter. Dia juga diberi kamar khusus untuk berdampingan
dengan bayinya. Akhirnya waktu dalam penjara Marsiyam sudah habis, tiba
waktunya untuk dia pulang. Banyak temannya yang berjanji kalau mereka sudah
keluar nanti merekan akan bertemu lagi dengan Marsiyam. Kemudian Marsiyam
pulang menuju rumah suaminya dengan membawa anaknya.
Pada
cerpen ini penulis menonjolkan sifat masing-masing tokohnya, seperti pada tokoh
Marsiyam dan Suaminya. Terlihat pada kejadian-kejadian pada cerpen tersebut
yang menggambarkan sifat kedua tokoh tersebut. Penulis juga menonjolkan latar
pada cerita tersebut, latar tempat maupun waktu. Latar tempat terbukti pada
tempat-tempat peristiwa pada cerita tersebut seperti di rumah permasyarakatan, dapur
dan penjara. Kemudian latar waktu terbukti pada banyaknya paragraph yang
berawalan dengan kalimat seperti sampai pada suatu sore ketika, sampai malam
itu, dan sore itu akhirnya. Penulis memilih tema berdasarkan kehidupan nyata
yang menurut saya sangat menarik untuk pembaca membacanya. Tetapi pada alur
tidak terlihat jelas pada cerita ini, ending ceritanya juga masih menggantung
sehingga membuat penasaran untuk para pembacanya.